INFO PARAHYANGANPada Oktober 2023, suhu maksimum di Kota Bandung mencapai 36 derajat Celsius, menjadi suhu tertinggi dalam tiga tahun terakhir (2021-2023). Meskipun tidak terjadi setiap hari, peningkatan suhu ini cukup signifikan. Rata-rata suhu tahunan Kota Bandung pada 2023 tercatat 24,25 derajat Celsius, lebih rendah dari 2022 (25,3 derajat Celsius) tetapi lebih tinggi dari 2021 (23,58 derajat Celsius).
Merespons kondisi ini, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung nomor urut 4, Arfi Rafnialdi dan Yena Iskandar Ma’soem, merencanakan program penanaman 2,5 juta pohon secara serentak jika terpilih. Arfi mengambil contoh dari Kota Medellín, Kolombia, yang menanam 3 juta pohon pada hari pertama wali kota baru menjabat, sehingga berhasil menurunkan suhu rata-rata kota tersebut sebesar 3 derajat Celsius dalam tiga tahun. “Kami akan menerapkan langkah serupa di Bandung dengan target minimal 2,5 juta pohon, sebanding dengan jumlah penduduk kota ini,” ujar Kang Arfi pada Senin (14/10/2024).
Kang Arfi menjelaskan bahwa program ini dapat memanfaatkan bantuan pemerintah pusat yang menyediakan 25 bibit pohon per penduduk secara gratis. Dengan dukungan ini, ia optimis bahwa target penanaman minimal 2,5 juta pohon dapat tercapai serentak.
Sebagai lulusan Teknik Sipil dan Magister Administrasi Bisnis dari ITB, Kang Arfi menyadari keterbatasan lahan di beberapa wilayah Bandung. Oleh karena itu, ia berencana memetakan area yang sesuai untuk penanaman pohon, baik di lahan terbuka maupun dengan menggunakan pot di area yang sempit.
Ia optimistis bahwa, seperti yang terjadi di Medellín, penanaman pohon serentak ini akan menurunkan suhu rata-rata Kota Bandung dalam 3-4 tahun, menjadikan kota ini lebih nyaman bagi warga dan wisatawan. Ini sesuai dengan visi Arfi-Yena untuk membangun Bandung yang nyaman, inklusif, maju, dan berkelanjutan, demi meningkatkan kualitas hidup warganya.
Arfi juga menyatakan bahwa program ini merupakan respons terhadap saran dari peneliti iklim Universitas Pendidikan Indonesia, yang menyoroti fenomena “urban heat island” di Bandung. Peneliti tersebut mengungkapkan bahwa wilayah timur Bandung lebih panas karena kurangnya pohon pelindung, sehingga upaya ini diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
(RED)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *