INFO PARAHYANGANRatusan emak-emak di Babakan Irigasi, Blok Banjir, Kecamatan Bojongloa Kaler, menyambut kedatangan calon Wali Kota Bandung, Arfi Rafnialdi, dengan satu harapan sederhana: penyediaan air bersih dan penanganan banjir yang kerap melanda kawasan mereka saat hujan.


“Pak Wali, kami mah tak minta apa-apa, hanya minta disediakan air bersih dan tidak banjir kalau hujan,” ujar para emak-emak kompak saat bertemu Arfi . Meskipun Arfi baru mencalonkan diri sebagai Wali Kota, banyak warga mengira bahwa ia sudah menjabat sebagai wali kota.

Selain masalah banjir, warga juga mengkhawatirkan keberadaan tower yang berdiri di tengah pemukiman. Mereka merasa tower tersebut bisa membahayakan, terutama saat banjir, karena ada risiko tersengat listrik atau bahkan kemungkinan tower roboh akibat tanah yang menjadi tidak stabil. Kekhawatiran ini semakin menambah beban psikologis warga, yang tidak hanya harus menghadapi ancaman banjir, tetapi juga potensi bahaya dari infrastruktur yang ada di sekitar tempat tinggal mereka.

Menanggapi keluhan warga, Arfi Rafnialdi, yang berpasangan dengan Yena Iskandar Ma’soem, berkomitmen untuk segera mencari solusi atas permasalahan ini. Arfi telah melibatkan ahli tata ruang dari Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk meninjau kondisi tata air dan mencari akar permasalahan banjir di wilayah tersebut. Selain itu, Arfi juga turun langsung ke lapangan, menyusuri lorong-lorong dan sungai guna memahami lebih mendalam penyebab banjir dan mencari langkah-langkah konkret untuk mengatasinya.

“Solusi yang tepat adalah membangun danau di bagian hulu agar air bisa ditampung sebelum mengalir ke hilir,” ujar Arfi. Sebagai bagian dari program “40 Jam Bersama Warga”, Arfi memutuskan untuk menginap di Babakan Irigasi, sementara Yena juga turut hadir dan berinteraksi dengan warga.

Dalam kunjungannya, pasangan calon Arfi Rafnialdi dan Yena Iskandar Ma’soem juga diminta oleh warga RW 7 Kelurahan Babakan Tarogong untuk menandatangani kontrak politik. Kontrak ini memuat lima poin penting, salah satunya adalah mengenai penyesuaian insentif bagi ketua RT dan ketua RW. Insentif yang saat ini sebesar Rp 300 ribu untuk ketua RT dan Rp 500 ribu untuk ketua RW akan dinaikkan menjadi Rp 750 ribu dan Rp 1 juta per bulan jika pasangan calon ini terpilih.

Ujang Supriyadi, Ketua RW 7, menyambut baik komitmen ini. “Kami berharap insentif bisa segera disesuaikan, mengingat saat ini insentif yang diterima harus dibagi antara ketua, sekretaris, dan bendahara,” ujarnya setelah menandatangani kontrak politik bersama Arfi dan Yena.

Selain itu, penguatan peran PKK dan Posyandu dengan dukungan anggaran pelatihan juga menjadi salah satu poin utama dalam kontrak politik tersebut. Ujang, salah satu warga, menyoroti bahwa anggaran operasional untuk PKK dan Posyandu selama ini masih sangat minim, padahal kegiatan mereka sangat penting bagi masyarakat, terutama dalam bidang kesehatan ibu dan anak serta pemberdayaan perempuan. Dengan adanya dukungan anggaran yang lebih memadai, diharapkan kedua lembaga ini bisa berfungsi lebih optimal untuk kesejahteraan warga.

Di akhir pertemuan, Ujang dan warga lainnya menyampaikan harapan besar kepada pasangan Arfi-Yena terkait peningkatan sektor pendidikan dan kesehatan. Mereka menekankan bahwa jumlah sekolah dan puskesmas di Kelurahan Babakan Tarogong masih sangat terbatas, sehingga banyak warga yang kesulitan mengakses layanan dasar ini. Warga berharap, jika terpilih, pasangan Arfi-Yena akan memperhatikan kebutuhan tersebut dan berkomitmen untuk meningkatkan fasilitas pendidikan dan kesehatan, guna memastikan kesejahteraan yang lebih baik bagi seluruh warga.


(RED)

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *