INFO PARAHYANGAN – Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung nomor urut 4, Arfi Rafnialdi-Yena Iskandar Ma’soem, memiliki visi untuk membangun Kota Bandung sebagai kota yang nyaman, inklusif, maju, dan berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan warganya.
Visi ini diwujudkan melalui beberapa misi utama, seperti: mengembangkan sumber daya manusia yang sehat, religius, kreatif, dan berdaya saing.
Dalam kunjungannya ke Kelurahan Babakan Asih, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kang Arfi menyoroti pentingnya menciptakan kenyamanan bagi warga dengan memastikan bahwa setiap rumah memiliki pencahayaan yang cukup, tersedia ruang publik, sarana bermain anak, dan ruang terbuka hijau. “Kami ingin setiap warga merasakan kenyamanan dengan dukungan sarana yang memadai dan lingkungan yang asri,” ungkap Kang Arfi saat blusukan, Senin (7/10/2024).
Kelurahan Babakan Asih merupakan salah satu wilayah dengan kepadatan penduduk tertinggi di Kota Bandung. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, Kecamatan Bojongloa Kaler mencatat kepadatan sebesar 40,05 ribu jiwa per kilometer persegi.
Kondisi ini dapat dilihat dari rumah Mak Sujana yang dihuni oleh delapan keluarga. Mak Sujana, yang berusia hampir 80 tahun, memiliki 10 anak, 20 cucu, dan 15 cicit, meskipun beberapa di antaranya sudah tinggal di tempat lain. “Jika mengacu pada standar Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, kondisi ini belum memenuhi kriteria rumah sehat. Kami berkomitmen untuk membantu Mak Sujana dan warga lain di lingkungan ini agar memiliki hunian yang layak dan nyaman,” jelas Kang Arfi.
Untuk menanggulangi permasalahan permukiman di wilayah padat seperti Babakan Asih, Kang Arfi menegaskan bahwa penataan kawasan akan menjadi prioritas. Solusi yang diajukan adalah pembangunan hunian vertikal yang dilengkapi fasilitas ruang publik untuk aktivitas warga. “Ruang publik ini akan menjadi tempat untuk berolahraga, berkumpul, dan sarana bermain bagi anak-anak,” terang Kang Arfi.
Ia juga menjelaskan bahwa pendanaan untuk penataan kawasan ini tidak hanya terbatas pada APBD Kota Bandung. Pemkot Bandung, kata Kang Arfi, dapat memanfaatkan berbagai sumber pendanaan lain seperti APBD Provinsi Jawa Barat atau APBN. “Anggaran bisa berasal dari mana saja, tidak hanya dari APBD Kota Bandung. Pemkot harus aktif mencari solusi dan berinisiatif,” tegasnya.
Selain fokus pada penataan kawasan, Kang Arfi juga menyoroti pemberdayaan ekonomi bagi kelompok ibu-ibu di Babakan Asih. Ia berencana memberikan bantuan modal usaha dengan bunga rendah, sebagai alternatif untuk menghindari praktik pinjaman berbunga tinggi seperti rentenir. “Kami berkomitmen menyediakan modal usaha yang ringan dan tidak membebani ibu-ibu di sini agar mereka bisa mengembangkan ekonomi keluarga,” tutup Kang Arfi.
(RED)