INFO PARAHYANGAN – Pemilihan kepala daerah secara serentak akan dilaksanakan pada November 2024. Waktu yang tersisa tidak lama untuk mempersiapkan pesta demokrasi di berbagai daerah.
Para calon yang akan berlaga dalam Pemilihan Wali Kota Bandung mulai mempersiapkan diri dengan serius, seiring dengan semakin ramainya perbincangan mengenai nama-nama yang mencuat ke permukaan. Baliho, poster, dan berbagai atribut kampanye bertajuk “cek ombak” telah mulai menghiasi sudut-sudut kota, menandakan awal dari persaingan yang akan semakin ketat menuju kursi kepemimpinan Kota Bandung. Kehadiran alat peraga ini menjadi sinyal bahwa para calon pemimpin tengah berusaha menarik perhatian warga dengan pesan dan visi yang mereka tawarkan, mempersiapkan panggung bagi kontestasi politik yang semakin dinamis.
Menarik untuk dinantikan. Apa gagasan yang hendak mereka bawa dan gaungkan di Bandung?
Sebagai warga, kita perlu lebih kritis dalam menilai setiap tawaran yang disampaikan oleh para calon pemimpin. Bandung, kota yang kita cintai, telah lama dikenal sebagai kota kreatif dengan beragam sektor unggulan seperti fesyen, pendidikan, kuliner, pariwisata, dan komunitas anak muda yang penuh inovasi. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memilih calon pemimpin yang tidak hanya memahami karakteristik unik kota ini, tetapi juga mampu menghadirkan solusi konkret yang relevan dengan tantangan dan potensi yang ada. Hanya dengan kepemimpinan yang tepat, Bandung dapat terus berkembang dan memenuhi aspirasi warganya.
Meskipun Bandung sering dilabeli sebagai kota kreatif, fesyen, dan kuliner, penting bagi kita untuk mempertanyakan apakah semua “branding” tersebut benar-benar dirasakan oleh warganya dalam kehidupan sehari-hari. Apakah kemajuan yang dipromosikan ini sudah memberikan dampak nyata pada kesejahteraan masyarakat, ataukah hanya sekadar citra tanpa ada perbaikan signifikan pada masalah-masalah mendasar? Tantangan seperti kemacetan, banjir, akses terhadap air bersih, dan pelayanan kesehatan yang layak masih menjadi persoalan yang perlu diatasi. Sebagai warga, kita harus memastikan bahwa kemajuan yang digembar-gemborkan juga mencakup penyelesaian masalah-masalah ini agar Bandung tidak hanya terlihat maju dari luar, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas hidup semua warganya.
Di balik kesan romantis yang sering disematkan pada Bandung, kota ini menghadapi berbagai masalah serius yang mendesak untuk segera diatasi. Transportasi publik yang belum memadai, premanisme dan pungutan liar seperti tarif parkir ilegal yang tinggi, serta ekonomi kreatif yang belum dikelola secara optimal hanyalah sebagian dari tantangan yang dihadapi warga. Masalah-masalah ini menuntut perhatian serius dari calon pemimpin yang berkomitmen menghadirkan solusi nyata, bukan sekadar janji kosong. Masyarakat membutuhkan pemimpin yang siap bekerja keras untuk memperbaiki kondisi kota dan memberikan perubahan yang berarti.
Dengan banyaknya masalah yang dihadapi, Bandung memerlukan pemimpin yang memiliki visi yang jelas, ide-ide brilian, keberanian, kreativitas, dan orientasi pada tindakan. Transformasi kota harus dipimpin oleh sosok yang luar biasa, bukan sekadar menjalankan tugas politik semata.
Kota Bandung mempunyai pengalaman pemimpin yang koruptif. Dan dampaknya sangat terasa pada bagaimana kota dijalankan. Awut-awutan. Serampangan. Tidak responsif. Banyak masalah publik yang dibiarkan.
Beberapa waktu yang lalu, Bandung menghadapi berbagai masalah yang berulang, seperti jalan berlubang dan lampu jalan yang mati, yang seharusnya bisa diatasi dengan cara yang efektif, namun tidak mendapat respons. Akibatnya, pemimpin kita ditangkap dan harus mengenakan rompi oranye.
Pengalaman memiliki pemimpin yang korup membuat kita perlu lebih kritis dan analitis dalam menilai calon wali kota Bandung. Kita harus memperhatikan partai mereka, karya-karya di masa lalu, bentuk kepedulian mereka terhadap Bandung sebelum mencalonkan diri, serta apa saja tawaran gagasan mereka untuk masa depan kota ini.
(RED)